Meminimaisir Radiasi Ponsel

15.34


Sempat heboh saat World Health Organization merilis tentang kemungkinan ponsel bersifat karsinogenik berbahaya bagi manusia. Hasil radiasi ini mengungkapkan bahwa ponsel terkandung zat seperti timbal, asap knalpot dan kloroform. Hal ini terungkap setelah penelitian dilakukan oleh 31 ilmuan dari 14 negara. Tim peneliti tersebut menemukan adanya peningkatan giloma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel.

Studi lanjutan masih terus dilakukan untuk mencari efek efek lain dari radiasi tersebut. Badan Lingkungan Eropa independen ini juga sedang mencari tau resiko yang ditimbulkan dari radiasi tersebut. Tidak menutup kemungkinan resikonya sama besar dengan merokok. Belum lagi soal gelombang elektromagentik yang sama bahayanya. Ini seperti efek yang ditimbulkan bagi tubuh masyarakat yang hidup terus menerus di bawah tower sutet, wifi dan bts.

Butuh banyak inovasi untuk meminimalisir efek telekomunikasi dan listrik. Bukan dengan cara menghilangkan teknologinya, tetapi yang paling penting adalah memberikan edukasi tentang wawasan sambil menunggu pengembangan strategi untuk mengurangi paparan radiasi yang terbukti memiliki pengaruh biologis.

Ann Louise Gittleman, Phd, penulis buku best seller versi harian New York Times, memberikan sedikit tips untuk membatasi paparan radiasi ponsel ini. Yang pertama adalah dengan mengaktifkan speaker. Karena ketika berbicara menggunakan speaker, akan mengurangi energi atau tingkat kekuatan radiasi ponsel. Kabel headset pada ponsel bertindak sebagai antena. Akibatnya jadi semacam pengirim sejumlah radiasi elektromagnetik ke kepala.


Tips yang kedua adalah memaksimalkan sms. Dengan mengirimkan sms, justru membatasi durasi paparan radiasi dan menjaga jarak antara ponsel dari kepala dan tubuh penggunanya. Ber-sms pun tidak diperbolehkan memangku ponsel. Khusus untuk pria terdapat studi yang menentukan kerusakan vitalitas dan motilitas sperma yang meningkat. Dan hal ini pun kurang baik untuk rahim. Tips berikutnya apabila ponsel tidak dipergunakan seperti malam hari, sebaiknya gunakan offline mode. Dengan begitu, transmiter ponsel akan mati, tetapi ponsel masih tetap hidup.


Kemudian ada baiknya untuk menelpon dengan memindah dari kuping kiri ke kuping kanan atau sebaliknya secara berulang ulang. Hal ini justru bagus untuk membatasi paparan radiasi pada satu sisi kepala yang dikhawatirkan meningkatkan resiko tumor otak dan kanker kelenjar ludah pada kuping yang sering digunakan untuk mendengarkan ponsel.


Selanjutnya, ketika berada dalam kendaraan seperti mobil atau kereta yang melaju cepat, sebaiknya jangan gunakan ponsel. Karena secara otomatis, memicu sinyal hingga maksimum. Tips lainnya yaitu jangan terlalu lama menelpon. Maksudnya agar paparan radiasi tidak menjadi komulatif. Menelpon sebaiknya hanya untuk hal penting saja, Sedangkan untuk mengobrol, lebih baik bertemu. Atau menggunakan telpon rumah serta sosial media seperti facebook dan twitter.


Perangkat smartphone seperti Blackberry dan iPhone, rupanya menghasilkan emisi yang lebih tinggi dibanding ponsel biasa. Karena smartphone bergantung pada baterai untuk melakukan koneksi internet, dan sebagainya. Tips lain untuk meminimalisir radiasi pomsel, jangan lah dulu dekatkan ponsel sebelum tersambung. Karena saat ponsel terkoneksi, maka sinyal yang dikirim akan sangat kuat. Tunggu dulu sampai tersambung, barulah dekatkan ponsel ke kuping.


Tips aman terakhir adalah jangan pernah membawa ponsel di saku celana. Lebih baik di saku lain. Karena ada kecenderungan serapann radiasi pada jaringan testicular jauh lebih mudah dan cepat dibanding bagian tubuh yang lainnya. Ini adalah hasil penelitiannya dan sudah sering di publikasikan. Begitu juga saat tidur. Jauhi ponsel dari kepala saat tidur. Medan elektromagnetiknya bisa mengurangi melatonin pada tubuh dan menyapu radikal bebas yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan DNA.

You Might Also Like

0 comments